Rabu, 13 April 2011

PEMIKIRAN LIBERAL "SEMUA AGAMA SAMA DAN SEMUA AGAMA BENAR"

Kaum liberal mengatakan bahwa semua agama itu benar dan umat Islam tidak boleh menganggap agamanya yang paling benar. Mereka mendasari pemikiran itu dengan firman Allah Ta'ala.

إِنَّ الَّذِيْنَ آَمَنُوا وَالَّذِيْنَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِيْنَ مَنْ آَمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَاهُمْ يَحْزَنُوْنَ
 "Sesungguhnya orang-orang yang beriman, kaum Yahudi, kaum Nashara dan kaum Shabi'in, barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir serta beramal shalih maka bagi mereka pahala mereka di hadapan Pemelihara mereka, tidaklah mereka tertimpa ketakutan dan mereka tidak bersedih." (QS. Al-Baqarah : 62)

Dalam rangka mempromosikan teologi pluralis, berikut ini sebagian pernyataan koalisi Liberal:
  •  Ulil Abshar Abdalla, "Jadi Islam bukan yang paling benar." (Mj. Gatra, 21 Des 2002), "Semua agama adalah benar.... Semua agama ada dalam satu keluarga besar yang sama." (Kompas, 18 Nov 2002).
  • Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, "Jika semua agama memang benar sendiri, penting diyakini bahwa surga Tuhan yang satu itu sendiri terdiri banyak pintu dan kamar. Tiap pintu adalah jalan pemeluk tiap agama memasuki kamar surganya." (A. Munir Mulkhan, Ajaran dan Jalan Kematian Syekh Siti Jenar, hlm. 44).
  • Budhy Munawar Rahman, menulis dalam makalahnya yang berjudul "Basis Teologi Persaudaraan Antar Agama" (hlm. 51-53), "Konsep  teologi semacam ini memberikan legitimasi kepada 'kebenaran semua agama', bahkan pemeluk agama pun layak disebut sebagai 'orang yang beriman', dengan makna 'orang yang percaya dan menaruh percaya kepada Tuhan'. Karena itu, sesuai Qs. 49: 10-12, mereka semua adalah bersaudara dalam iman."

BANTAHAN

Perlu diketahui terlebih dahulu, bahwa selain Qs. Al-Baqarah ayat 62, ada beberapa ayat lain yang diputar-putar kaum liberal untuk menyatakan bahwa pengikut agama lain juga akan menerima pahala dan kasih Allah dan menduduki derajat yang tinggi, diantaranya; Qs. Al-Baqarah: 121, Ali Imran: 113-115 dan 119, Al-Maidah: 69 dan Al-A'raf: 170.

 Dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir disebutkan, As-Sady berkata: ayat ini (al-Baqarah: 62) diturunkan berkenaan dengan teman-teman Salman Al-Farisi, ketika Salman menceritakan keadaan teman-temannya kepada Nabi saw., "Mereka berpuasa, mereka melaksanakan ibadah dan mereka beriman kepadamu, mereka bersaksi bahwa engkau adalah utusan Allah." Setelah Salman memuji prilaku baik mereka, Nabi bersabda, "Wahai Salman, mereka semua termasuk ahli Neraka." Salamn pun gelisah. Kemudian turunlah ayat di atas sebagai penjelas perkara ini.

Adapun imannya orang-orang Yahudi adalah mereka yang beriman kepada Taurat dan mengikuti sunnah Nabi Musa as. sampai  datang Nabi Isa as. setelah Nabi Isa as. datang, bila pengikut Nabi Musa tidak meninggalkan Taurat dan tidak beralih untuk mengikuti Nabi Isa, maka orang Yahudi itu akan binasa (diadzab). Dan imannya orang-orang Nashara adalah mereka yang beriman kepada Injil dan mengikuti syariat Nabi Isa as. sampai datang Nabi Muhammad saw. Setelah Nabi Muhammad saw. datang, bila pengikut Nabi Isa itu tidak meninggalkan Injil dan tidak beralih untuk mengikuti Nabi Muhammad saw., maka orang Nashara itu akan binasa (diadzab).

Dalam kitab Tafsir Aisarut Tafasir disebutkan bahwa Keimanan yang shahih tidaklah sempurna kecuali dengan  beriman kepada Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad saw. dan pelaksanaan amal shalih tidak dianggap benar kecuali harus sesuai dengan tuntunan dari Nabi Muhammad saw.

Kitab-kitab Tafsir di atas menjelaskan bahwa jaminan pahala dan surga dalam ayat-ayat yang dijadikan argumen kaum liberal di atas, itu diberikan kepada semua orang yang bertakwa, beriman kepada Allah dan Hari Akhir serta meninggalkan semua larangan Allah, meninggalkan dosa dan maksiat yang mengundang  murka Allah. Berikut konsekuensi iman dan takwa pada Allah, diantaranya; mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. dan mengikuti dan mengamalkan syariat yang dibawa Nabi Muhammad saw. yang tercantum dalam Al-Qur'an maupun melalui sabda-sabda beliau. Bagi orang Nashara, mereka harus menolak doktrin kristen bahwa Yesus adalah penjelmaan Allah (Qs. Al-Ma'dah: 116-117). Menolak doktrin bahwa kematian Yesus di tiang salib sebagai penebusan dosa (Qs. An-Nisa': 157). Dan meyakini bahwa misi Nabi Isa as. khusus untuk Bani Israil (Qs. Ali Imran: 49 dan Qs. Az-Zukhruf: 59).

Selain itu, Allah swt. berfirman tentang KEBENARAN Islam dan KEBATILAN agama lain:
إِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَلمُ وَمَا اخْتَلَفَ الذِّيْنَ أُوْتُوا الْكِتَابَ إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ وَمَنْ يَكْفُرْ بِآَيَاتِ اللهِ فَإِنَّ اللهَ سَرِيعُ الْحِسَابَ
"Sesungguhnya aturan di hadapan Allah adalah Al-Islam. Dan tidaklah orang-orang yang diberi kitab (Yahudi dan Nashara) oti berselisih kecuali setelah datang kepada mereka ilmu karena rasa hasad di atara mereka. Barang siapa yang kufur kepada ayat-ayat Allah sesungguhnya Allah itu Maha cepat siksanya." (Qs. Ali Imran: 19)

Asy-Syaukani menyebutkan bahwa setelah diutusnya Nabi Muhammad saw. sebagai Nabi dan Rasul, kebanyakan Ahli Kitab berselisih dan meragukan akan nubuahnya, sehingga mereka kufur dan enggan untuk mengikutinya. Ibnu Katsir menegaskan dalam tafsir ayat ini, bahwa barangsiapa yang bertemu Allah setelah diutusnya Muhammad saw. sedang dia masih dalam aturan selain syariat yang dibawa beliau, maka amalannya tidaklah diterima.
وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِيْنًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Dan barangsiapa yang menjadikan aturan selain Al-Islam  maka tidak akan diterima darinya sedangkan di Akhirat kelak ia termasuk dalam golongan orang yang merugi." (Qs. Ali Imran: 85)

Dengan demikian, jelaslah bahwa hanya Islam yang benar dan hanya ajaran Nabi Muhammad yang diterima. Dan bualan mereka tentang pluralisme agama berdasarkan ayat 62 Qs. Al- Baqarah itu tidak dapat diterima karena pengertian ayat itu sudah jelas, alias tidak seperti yang mereka katakan. 

Kamis, 07 April 2011

"Jadi, Islam itu bukan yang paling benar."

Judul kalimat tersebut keluar dari lisan seorang cendikiawan muslim, Ulil Abshar Abdalla. Ia berdalil dengan Firman Allah Ta'ala dalam QS. Al-Baqarah: 62, yang ia tafsiri; bahwa Allah mengagungkan agama lain dan menyamakan dengan agama Islam, "Jadi, Islam bukan yang paling benar." Itulah salah satu contoh pemikiran kaum Liberal.

Kita tahu, bahwa kaum Khawarij juga menggunakan dalil tidak pada tempatnya, Qur'an maupun hadits. Tujuan mereka adalah merusak dan menolak hukum Allah itu sendiri. Sebagaimana ketika kaum Khawarij menyatakan menolak untuk tunduk kepada khalifah Imam Ali Karramallahu Wajhah, mereka berdalil;
لاَ حُكْمَ إِلاَّ للهِ / إِنِ الْحُكْمُ إِلاَّ للهِ
"Hukum itu hanya milik Allah." maksud mereka, 'Hanya Allah yang berhak menetapkan hukum, sedangkan manusia tidak punya hak untuk membuat hukum dan hanya hukum Allah yang harus diikuti, bukan hukum manusia.' Mereka menggunakan kalimat itu untuk menolak tunduk, patuh dan taat kepada Khalifah Ali Karramallahu Wajhah. Lalu Imam Ali menyatakan dengan ucapannya yang terkenal:
كَلِمَةُ حَقٍّ يُرَادُ بِهَا بَاطِلٌ
"Kata-kata yang haq tapi tujuannya adalah batil." Artinya, dalil itu memang benar, tapi digunakan untuk membela sesuatu yang batil.

Dari kisah ini, maka tak heran bila banyak dari kalangan Ulama yang mengatakan bahwa Liberal masa kini adalah 'reinkarnasi' kaum Khawarij pada masa Khalifah Ali Karramallahu Wajhah. Karena mereka sama-sama enggan untuk taat kepada ajaran Al-Haq ini.

Masih banyak pemikiran-pemikiran nyeleneh lainnya, semuanya menyelisihi Al-Qur'an dan As-Sunnah. Lalu apa sikap kita? Tiada lain adalah kita kembali kepada Al-Qur'an dan hadits-hadits Nabi saw.
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
"Telah aku tinggalkan pada kalian dua perkara yang kalian tidak akan sesat selagi berpegang teguh dengan keduanya; Kitab Allah dan Sunnah Nabi-Nya ." 

Rabu, 06 April 2011

SELAYANG PANDANG LIBERAL DI NUSANTARA

Liberalisme Islam di Indonesia, secara sistematis telah dimulai pada awal tahun 1970-an. Pada 3 Januari 1970, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Indonesia (HMI), Nurcholis Madjid, secara resmi menggulirkan perlunya dilakukan sekuralisme Islam. Di markas Pelajaran Islam Indonesia (PII), Jakarta, ia meluncurkan makalah berjudul "Keharusan Pembaharuan Pemikiran Islam dan Masalah Integrasi Umat." selanjutnya, 'virus' ini menyebar tak terkendali. Dua puluh tahun kemudian, gagasan itu diperkuat legi dengan pidatonya ti Taman Ismail Marzuki, Jakarta, pada tanggal 21 Oktober 1992 yang dia beri judul "Beberapa Renungan tentang Kehidupan Keagamaan di Indonesia." Hingga kini, SEPILIS (Sekuralisme, Pluralisme dan Liberalisme) menjadi penyakit trend kalangan orang 'pintar' dan dipuji oleh orang-orang stress lainnya, bahkan telah menjadi gen yang siap melahirkan generasi 'aliansi Jahannam'

Lebih jauh sebelum tahun 70-an, tepatnya 1891-1906, paham ini sudah dipakai di Nusantara oleh Snouck Hurgronje. Ia adalah seorang orientalis Belanda yang pura-pura masuk Islam untuk menghancurkan kekuatan Islam di Nusantara. Untuk memuluskan strategi ini, Snouck dikirim Belanda ke Mekah (1885) dengan misi rahasia mencari celah kelemahan umat Islam, dengan nama samaran Abdul Ghaffar. Ketika perseteruan antara kafir Portugis dan Umat Islam Aceh tak kunjung usai, Belanda mengirim Snouck ke Aceh untuk mempengaruhi umat Islam. Pada 9 Juli 1891, ia masuk Aceh. Ia mengusulkan agar Belanda melancarkan perang adu-domba (Devide et Impera) atas tokoh-tokoh Islam Aceh, antara ulama dengan uleebalang (elit kerajaan) dan juga kontra gerilya. Akhirnya, adu-domba dilakukan, perang pun pecah. pemerintah Belanda berhasil membunuh rakyat Aceh dan menduduki sejumlah wilayah. Namun, pertempuran sporadis di sana sini masih meletus dengan hebat. Rakyat Aceh pantang menyerah. Snouck pun mendekati para ulama Aceh dan mempengaruhi mereka dengan fatwa-fatwanya bahwa agama jangan dikotori oleh perang. Snouck menyatakan bahwa Islam itu agama yang mencintai perdamaian di atas segalanya, agama yang penuh dengan toleransi, dan sangat menghormati pluralitas. Dalil Qur'an-Hadits ia plintir untuk memperkuat pandangannya. Itulah sejarah Snouck.

Kini, strategi berpura-pura jadi muslim dengan tujuan untuk menghancurkan Islam ini diadopsi kaum Liberal. Tidak salah, bila kelompok liberal dikatakan sebagai anak didik Snouck Hurgronje. Atas usahanya di Aceh, Snouck mendapat bintang jasa dari pemerintah Belanda, sebagaimana tokoh Liberal, KH. Abdurrahman Wahid pada akhir Mei 2008 lalu juga mendapat bintang jasa "Medal of Varlor" dari komunitas Yahudi Amerika atas jasa-jasa dan keberaniannya menyebarkan paham ini di Indonesia.

Selasa, 05 April 2011

Apa itu SEPILIS (Sekuralisme, Pluralisme dan Liberalisme)?

SEKURALISME ialah suatu isme (aliran pemikiran/pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta 'mengimani' bahwa agama harus dipisah dari negara, sehingga dalam mengelola negara tidak boleh membawa simbol/atribut agama apalagi ajaran Islam. Dalam praktekknya, SEKULARISME telah menjadi suatu IDEOLOGI yang ANTI AGAMA, bahkan MEMUSUHI AGAMA.

PLURALISME ialah suatu isme (aliran pemikiran/pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta 'mengimani' bahwa semua agama SAMA dan BENAR, sehingga SIAPA PUN termasuk Nabi dan Rasul sekali pun - TIDAK BERHAK mengklaim ajaran agamanya yang paling benar. Dalam prakteknya, PLURALISME telah menjadi suatu IDEOLOGI LINTAS AGAMA yang mencampuradukkan ajaran semua agama.

LIBERALISME ialah suatu isme (aliran pemikiran/pemahaman) yang mempercayai dan meyakini serta 'mengimani' bahwa nash Al-Qur'an dan As-Sunnah harus tunduk kepada AKAL dan bahwasanya manusia memiliki KEBEBASAN MUTLAK. Sehingga SIAPA PUN - termasuk Tuhan sekali pun - TIDAK BERHAK untuk mewajibkan / mengharamkan sesuatu atas manusia, karena WAJIB/HARAM adalah pemasungan kebebasan dan pemerkosaan HAM. Dalam prakteknya, LIBERALISME telah menjadi suatu IDEOLOGI yang MEMBOLEHKAN berbagai kemungkaran, seperti pornografi/pornoaksi, perzinahan, homosex, lebian, pelacuran, pemurtadan, aliran sesat dan penistaan agama.